Pada era globalisasi saat ini dunia makin berkembang luas. Globalisasi
merupakan suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Secara historis, globalisasi bukanlah hal yang baru (Ignas Kleiden, 2004). Globalisasi telah
berlangsung sejak lama, bahkan jauh sebelum istilah globalisasi itu sendiri
ditemukan. Perkembangan arus globalisasi yang makin maju dan marak dewasa ini
telah membuat banyak masyarakat yang menyalahgunakan konsep sebenarnya dari
arus globalisasi itu. Dan untuk meminimalisir penyalahgunaan arti globalisasi
saat ini memang tak lain diperlukan adanya suatu proses pendidikan. Pendidikan
yang dimaksud dalam menghadapi tantangan globalisasi ini adalah mengenai kejuruan
dan terintegrasi pada dunia teknik. Pendidikan dalam dunia teknik yang mencetak
lulusan siap kerja menghadapi perkembangan arus globalisasi dicetak dalam
lembaga pendidikan teknik dalam Sekolah Menengah Kejuruan yang setara dengan
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.
Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut
peningkatan kualitas profesi secara optimal dan konsekuen. Permasalahan
pendidikan harus ada komitmen dari seluruh pihak terutama para penentu
kebijakan pendidikan khususnya di bidang kejuruan untuk mengambil kebijakan
yang berorientasi pada mutu pendidikan kejuruan yang berkualitas. Jika
peningkatan mutu pendidikanm yang tinggi disikapi secara konsiten, maka akan menghasilkan lulusan yang
berkompeten di bidangnya. Upaya pemerintah terhadap tenaga guru sebenarnya
telah dilakukan pada UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan dasar
kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga
professional. Dalam konteks ini, salah satu perguruan tinggi yang mencetak para
guru yang berkompoetensi di bidang kejuruan adalah IKIP SURABAYA yang sekarang
dikenal dengan nama Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Para guru lulusan
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang bergerak dalam bidang kejuruan
khususnya program studi Pendidikan Teknik Bangunan diharapkan mampu mengajar
peserta didik mereka di sekolah menengah kejuruan tempat mereka mengajar dan
membimbing siswa dalam hal keteknik sipilan untuk mencetak lulusan-lulusan yang
siap kerja dan menghadapi tantangan globalisasi saat ini.
Lulusan program studi Pendidikan Teknik Bangunan Unesa dalam menghadapi
tantangan globalisasi saat ini dapat dibilang masih kurang percaya diri. Hal
ini terjadi karena mahasiswa kurang berani untuk menjadi pengajar di SMK. Pada
saat ini lulusan teknik sipil murni dari berbagai perguruan tinggi juga dapat
mengajar di SMK dengan mengikuti program Pendidikan Peofesi Guru (PPG) yang dapat
ditempuh selama satu tahun setelah lulus. Ini berakibat persaingan lulusan
Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Surabaya dengan lulusan perguruan
tinggi lain yang semakin ketat. Seharusnya hal ini dapat memacu semangat
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan UNESA yang notabennya adalah cetakan
seorang guru yang profesional agar nantinya dapat menjadi lulusan yang
berkompeten, pengajar yang berpedagogik dan professional dalam hal kegiatan
belajar mengajar serta siap menghadapi
tantangan globalisasi masa kini.
No comments:
Post a Comment